Ada 5 (lima) jenis citra yaitu citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image),citra yang diharapkan (wish image), citra majemuk (multiple image), citra perusahaan (corporate image).
1. Citra
Bayangan :
Citra bayangan adalah suatucitra yang melekat pada orang–orang dalam atau anggota
organisasi pada suatu perusahaan/organisasi. Biasanya citra bayangan ini sering melekat pada para pimpinan organisasinya.“Orang–orang dalam“ organisasi sering menganggap bahwa citra organisasi di mata masyarakat adalah positif bahkan seringkali terlalu positif. Anggapan “orang–orang dalam“ organisasi tentang citranya yang positif di masyarakat memang seringkali tidak selalu tepat atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya sedang terjadi.
2. Citra
Yang Berlaku :
Citra yang berlaku
adalah suatu citra
atau pandangan yang
melekat dari pihak – pihak
luar / eksternal tentang suatu
organisasi. Seperti citra bayangan, citra yang berlaku juga tidak
selamanya / seringkali jarang
sesuai dengan kenyataan,
karena hal tersebut
terbentuk berdasarkan pengalaman
atau pengetahuan dari
orang – orang luar tersebut
yang biasanya tidak
punya informasi yang
memadai tentang organisasi
yang bersangkutan. Citra tersebut
cenderung negatif sehingga
bisa punya dampak
bagi citra buruk
organisasi. Dan seringkali
kurang disadari oleh
pihak manajemen banyak
organisasi, oleh karena
itu public relations
harus secara simultan
menginterpretasikan sikap –
sikap pihak luar
terhadap organisasinya yang
bisa saja keliru
memperkirakan pandangan khalayak
eksternalnya.
3. Citra
Yang Diharapkan :
Citra yang diharapkan
adalah suatu citra
yang diharapkan / diinginkan
oleh pihak manajemen
banyak organisasi. Citra
ini juga tidak
sama dengan citra
yang sebenarnya. Biasanya
citra yang diharapkan
ini lebih baik
atau lebih
menyenangkan daripada citra
yang ada. Namun
secara umum, bahwa
citra yang diharapkan
adalah suatu hal
yang selalu identik
dengan hal – hal yang
baik. Jadi citra
yang diharapkan adalah
suatu program yang
dirumuskan dan
kemudian dilaksanakan guna
menyambut sesuatu hal
yang relatif baru
khususnya pada suatu
hal dimana khalayak
eksternal ( target khalayak )
organisasi belum memiliki
informasi yang memadai
mengenai hal yang
dimaksud.
4. Citra
Majemuk :
Citra majemuk adalah
suatu citra yang
beraneka ragam yang
belum tentu sama
dengan citra organisasi
atau perusahaan secara
menyeluruh. Bisa dikatakan
bahwa jumlah citra
yang dimiliki suatu
organisasi / perusahaan sama
banyaknya dengan jumlah
anggota organisasi yang
dimilikinya. Untuk mengantisipasi masalah – masalah yang
mungkin akan timbul,
variasi citra tersebut
harus dieliminis seminimal
mungkin dan citra
perusahaan harus ditegakkan.
Contoh solusi yang
bisa diterapkan antara
lain mewajibkan semua
karyawan mengenakan pakaian
seragam, menyamakan jenis
dan warna mobil
dinas dsb.
5. Citra
Perusahaan :
Citra perusahaan atau
seringkali juga disebut
sebagai citra lembaga / institusi adalah
merupakan citra dari
sebuah organisasi secara
menyeluruh. Penjabaran citra
perusahaan bukan hanya
dilihat secara parsial
dari sudut citra
atas produk atau
pelayanan semata – mata. Karena
citra perusahaan merupakan
sebuah proses perjalanan
perusahaan yang kemudian
menghasilkan sebuah penilaian
secara menyeluruh tentang
organisasi yaitu citra
perusahaan. Indikator citra antara
lain sejarah atau
riwayat hidup perusahaan
yang gemilang, kinerja
keuangan yang pernah
diraih, keberhasilan ekspor,
hubungan industrial yang
baik, partisipasi dalam
memikul tanggung jawab
sosial dsb.
Dari berbagai jenis – jenis citra
di atas, sebagai public
relations yang harus
dilakukan adalah membuat
citra yang baik
yaitu membentuk impressi
atau kesan yang
benar tentang dirinya
sendiri, para pemimpin
organisasinya, anggota –
anggota organisasi terhadap khalayak eksternalnya yang
dilandasi dengan pengalaman,
pengetahuan serta pemahaman
atas kenyataan yang
sesungguhnya. Bukan dengan
cara “ dipoles agar
lebih indah dari
warna aslinya “ yang
justru dapat berdampak
negatif bagi organisasi.
Suatu citra yang
sebenarnya dapat dimunculkan
kapan saja, termasuk
di tengah terjadinya musibah
atau sesuatu hal
yang buruk menimpa
organisasi baik termasuk hal – hal
yang berkaitan dengan
perilaku para pemimpin
dan anggota organisasinya. Sebagai
public relations, secara
jujur kita mengemukakan
apa yang menjadi
penyebabnya. Karena pemolesan
citra yang tidak
sesuai dengan fakta
yang ada pada
dasarnya tidak sesuai
dengan hakikat humas
itu sendiri. Dalam
rangka menegakkan kredibilitas
humas segala macam
usaha pemolesan citra
harus dihindari. Meskipun
akan di dapat keuntungan
jangka pendek hal
tersebut tidak akan
ada artinya dibandingkan
dengan kerugian jangka
panjang yang akan
ditimbulkannya.